Pada saat ini menjadi seorang guru atau pegawai negeri sipil masih menjadi idaman bagi setiap orang, khususnya bagi orang tua. Para orang tua rela menyekolahkan anaknya sampai tingkat perguruan tinggi yang secara otomatis mengeluarkan banyak biaya sampai puluhan juta rupiah. Memang sosok guru dimata masyarakat menjadi sosok yang paling diperhitungkan karena sosok guru dipandang mempunyai keilmuan yang lebih dari masyarakat pada umumnya, selain itu kehidupan yang makmur, sejahtera juga kian melekat pada sosok guru. Akan tetapi untuk menjadi seorang guru yang berstatus pegawai negeri sipil itu sangatlah sulit, butuh perjuangan dan pengorbanan yang sangat luar biasa.
Berikut beberapa penderitaan seorang guru honorer :
1. Gaji Minim
Persoalan gaji bagi guru honorer khususnya saat ini masih menjadi masalah serius yang belum ada titik temunya. sampai sekarang nasib para guru honorer ini masih di perjuangakan mulai dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Dari pengamatan saya saat ini gaji yang diterima oleh guru honorer hanya bersumber dari dana bos kurang lebih sekitar 200 sampai 300 ribuan tergantung banyaknya siswa disekolah tempat dia mengajar. kalau kita bayangkan uang sebanyak itu buat apa? mari coba kita hitung pengeluaran setiap bulannya, untuk bensin kita buat 10 ribu setiap hari dan kalau kita kalikan dengan 26 hari masuk sekolah jadi 10 * 26 = 260. Kemudian makan paling minim kita buat saja 5 ribu jadi 5 * 26 = 130 ribu sampai sini saja total pengeluaran sudah 390 ribu belum kebutuhan-kebutuhan lain seperti untuk membeli pulsa internet, popok dan susu bagi yang sudah berkeluarga.
2. Sering di PHP
Bagi seorang guru honorer yang sudah bertahun tahun mengabdi tentunya berharap kepada pemerintah akan adanya pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil, akan tetapi dalam perjalanannya dari pihak pemerintah daerah atau pusat seolah-olah hanya memberikan harapan palsu. Dalam pemberitaan biasanya dijelaskan bahwa tahun depan seluruh guru honorer akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil tetapi setelah ditunggu-tunggu proses pengangkatan pun tak kunjung datang.
3. Siap Dipecat
Status guru honorer biasanya mendapatkan SK (surat keputusan) dari kepala sekolah, dengan sistem kontrak yang setiap tahunnya harus di perpanjang jika ingin tetap bertahan, oleh sebab itu guru honorer harus selalu siap grak untuk diberhentikan sewaktu-waktu dengan alasan apapun juga.
4. Persaingan Ketat
Penderitaan seorang guru honorer yang terakhir menurut saya adalah persaingan yang begitu ketat. Tahun demi tahun lulusan sarjana pendidikan semakin bertambah sedangkan jumlah sekolah tetap dan jumlah guru pun juga tidak berkurang. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya persaingan para lulusan baru untuk masuk kedalam dunia pendidikan. Tak jarang mereka pun mengeluarkan sejumlah agar dirinya bisa masuk menjadi guru honorer di sekolah yang dituju. Kasus ini banyak terjadi di kota-kota besar.
Dari berbagai penderitaan yang sudah saya bahas diatas saya bisa menyimpulkan bahwa profesi seorang guru honorer itu tidak bisa dijadikan sebagai profesi utama karena memang selain gajinya yang minim nasibnya ke depan pun belum jelas apakah bisa diangkat atau selamanya seperti itu ibaratnya seperti pantun merpati putih gagak hitam yang artinya menanti kekasih yang tak kunjung datang.
Solusinya yang dapat saya tawarkan adalah selain menjadi guru honorer alangkah baiknya mempunyai pekerjaan lain yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jadikan lah profesi guru honorer itu sebagai media kita untuk beribadah.
No comments:
Post a Comment