Banyak
kegiatan yang di lakukan masyarakat untuk memperingati hari kemerdekaan
indonesia yang ke 72 mulai dari menghias rumah, lomba tingkat kampung dan lain
sebagainya. Seperti yang terlihat di salah satu desa di Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur Tepatnya di desa Mulyosari Kecamatan Pagerwojo.
Warna cerah, seperti merah, kuning, hijau, merah muda dan
biru, sengaja dipilih untuk mewarnai kampung, agar terlihat mencolok dan
menarik. Selama dua minggu pengerjaan, warga telah menyelesaikan pengecatan
sepanjang ratusan meter, dengan menghabiskan 20 kaleng cat tembok isi 5
kilogram, dengan sumber dana berasal dari swadaya warga.
"Ide awal penyelenggaraan lomba ini adalah untuk
memeriahkan hari besar Kemerdekaan ke-72 RI di desa kami," kata Kepala
Desa Mulyasari, Kecamatan Pagerwojo, Agil Wuisan, Senin.
Dari semula kegiatan yang digelar berskala dusun, respon masyarakat sangat besar sehingga lomba kampung pelangi diikuti 32 RT yang tersebar di tiga dusun Desa Mulyosari.
Warga bahkan rela kerja bakti melakukan pengecatan tembok rumah dan pagar di lingkungan mereka secara berturut selama dua pekan.
"Nanti akan dinilai lingkungan yang paling cantik, unik dan menarik," katanya.
Menurut Angga, pengecatan warna-warni dilakukan secara swadaya tanpa ada bantuan dari pihak manapun.
Angga salah satu warga setempat terlihat sibuk memoleskan kuas cat ke dinding rumah warga, yang menghadap sebuah gang kecil. Angga tidak sendirian, ada tiga perempuan yang turut membantu mengecat.
Masing-masing orang memoleskan warna yang berbeda.
"Sudah dua pekan ini semua warga desa gotong-royong mengecat setiap dinding. Bahkan lembur sampai malam hari," kata Angga.
Gotong-royong dalam rangka lomba kampung pelangi itupun kini mulai membuahkan hasil.
Desa yang sebelumnya kusam di area pegunungan, kini semakin indah. Warna-warna menyolok mata langsung menyambut saat memasuki jalanan di desa ini. "Sudah ada yang mengunggah ke media sosial. Ternyata responnya positif, dan banyak yang menyebut kampung pelangi," ujar Kepala Desa Mulyosari Agil Wuisan.
Agil menuturkan, ide kampung pelangi ini berasal dari Kampung Warna-warni di Malang. Ide tersebut kemudian dituangkan di Desa Mulyosari.
Warga pun patungan untuk membeli cat. Ada 32 RT di tiga Dusun yang dilibatkan untuk mengecat lingkungannya.
Masing-masing dibebaskan untuk memberikan pola sesuai dengan selera seninya. Ada yang dibuat mirip pelangi, pola kotak-kotak, hingga polkadot.
Dari semula kegiatan yang digelar berskala dusun, respon masyarakat sangat besar sehingga lomba kampung pelangi diikuti 32 RT yang tersebar di tiga dusun Desa Mulyosari.
Warga bahkan rela kerja bakti melakukan pengecatan tembok rumah dan pagar di lingkungan mereka secara berturut selama dua pekan.
"Nanti akan dinilai lingkungan yang paling cantik, unik dan menarik," katanya.
Menurut Angga, pengecatan warna-warni dilakukan secara swadaya tanpa ada bantuan dari pihak manapun.
Angga salah satu warga setempat terlihat sibuk memoleskan kuas cat ke dinding rumah warga, yang menghadap sebuah gang kecil. Angga tidak sendirian, ada tiga perempuan yang turut membantu mengecat.
Masing-masing orang memoleskan warna yang berbeda.
"Sudah dua pekan ini semua warga desa gotong-royong mengecat setiap dinding. Bahkan lembur sampai malam hari," kata Angga.
Gotong-royong dalam rangka lomba kampung pelangi itupun kini mulai membuahkan hasil.
Desa yang sebelumnya kusam di area pegunungan, kini semakin indah. Warna-warna menyolok mata langsung menyambut saat memasuki jalanan di desa ini. "Sudah ada yang mengunggah ke media sosial. Ternyata responnya positif, dan banyak yang menyebut kampung pelangi," ujar Kepala Desa Mulyosari Agil Wuisan.
Agil menuturkan, ide kampung pelangi ini berasal dari Kampung Warna-warni di Malang. Ide tersebut kemudian dituangkan di Desa Mulyosari.
Warga pun patungan untuk membeli cat. Ada 32 RT di tiga Dusun yang dilibatkan untuk mengecat lingkungannya.
Masing-masing dibebaskan untuk memberikan pola sesuai dengan selera seninya. Ada yang dibuat mirip pelangi, pola kotak-kotak, hingga polkadot.
Tidak hanya
pagar maupun dinding , namun fasilitas umum lainnya, seperti pos ronda dan
taman bunga, juga dicat warna-warni. Sepanjang jalan desa juga dihiasi
umbul-umbul, kain rumbai , dan lampion bola warna-warni. Keasrian suasana desa
yang ada di lereng Gunung Wilis ini kian bertambah, dengan kondisi jalan desa
yang bersih dari sampah .
Keberadaan
Kampung Pelangi di Desa Mulyosari ini , diharapkan juga bisa menjadi ikon baru
bagi Kabupaten Tulungagung , sehingga dapat menyedot warga luar daerah untuk
berkunjung. Karena desa yang terus berbenah untuk menjadi desa wisata ini ,
letaknya cukup strategis, yakni berada di jalur alternatif menuju Trenggalek
dan Ponorogo .
No comments:
Post a Comment