Jalan Pintas - Jika di kediri ada kampung
inggris maka di Tulungagung ada "Kampung Matematika". Lokasinya
berada di Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru. Awal mula program kampung
matematika ini dulu adalah supaya anak-anak Desa Bangoan lebih kompetitif, berprestasi
dalam hal pendidikan, serta bisa diterima di sekolah favorit di Tulungagung,
terutama di SMPN 3 Kedungwaru yang kebetulan lokasinya di Desa Bangoan
ini.
Kepala Desa Bangoan, Kecamatan
Kedungwaru Siswandi, mengatakan, program kampung matematika yang disubsidi
menggunakan anggaran dana desa tersebut telah berjalan tiga tahun dengan konsep
pemberdayaan remaja karang taruna desa. "Meski disubsidi menggunakan dana
desa, dulu awal pembelajaran pakai dana kas desa, pelibatan kader karang taruna
dalam program kampung matematika bersifat sukarelawan," katanya. Menurut
Siswandi, anggaran dana desa yang selama ini dialokasi lebih banyak untuk
melengkapi sarana pendukung rumah belajar.
Sementara honor belum ada.
"Insentifnya sebatas penghargaan yang nominalnya masih sangat minim,
itupun sebagian dari donatur tidak tetap termasuk sebagian perangkat,"
katanya. Ia mengklaim program kampung matematika gratis sukses merangsang
belajar-mengajar generasi muda Desa Bangoan, sehingga prosentase siswa SD
Bangoan yang diterima di SMPN 3 Kedungwaru maupun sekolah favorit lain terus
meningkat.
Peserta sistem pembelajaran
informal kampung matematika di Desa Bangoan saat ini mencapai 280-an siswa,
mulai dari kelas I-VI SD. Program belajar dilakukan setiap hari aktif, pada
sore dan petang hari mulai Senin-Jumat. Penyelenggaraan program belajar itu
bergantian antar rumah belajar, kecuali pada Jumat yang disepakati sebagai
jadwal "mengaji matematika" serentak mulai pukul 14.00 WIB hingga
selesai. Selain berisi materi pembelajaran berhitung secara cepat, para tutor
dari relawan karang taruna di rumah belajar-rumah belajar juga melayani jasa
konsultasi pekerjaan rumah pelajaran matematika untuk dipecahkan melalui sesi
diskusi bersama.
Sementara itu salah seorang
tenaga pengajar atau tutor kampung matematika, Galih Chandra Setyawan mengaku
cukup senang bisa menjadi relawan di kampungnya, karena bisa menularkan ilmu
yang didapat kepada anak-anak di kampungnya.
"Pihak desa memfasilitasi kami untuk berkarya dan ikut peduli terhadap kemajuan generasi penerus di kampung ini. Kalau dibanding dukanya masih banyak sukanya," ujarnya.
"Pihak desa memfasilitasi kami untuk berkarya dan ikut peduli terhadap kemajuan generasi penerus di kampung ini. Kalau dibanding dukanya masih banyak sukanya," ujarnya.
Galih yang kini masih kuliah di IAIN Tulungagung jurusan hukum tidak mengalami kesulitan dalam mengajarkan ilmu matematika dasar ke para muridnya. Lantaran telah mendapatkan pelatihan khusus.
Di sisi lain, salah seorang siswa kampung
matematika, Merthanaya mengaku mendapatkan banyak ilmu tentang matematika,
salah satunya mengenal bentuk-bentuk segitiga serta bangun ruang. Menurutnya,
suasananya juga cukup santai dan menyenangkan.
"Kami disuruh memilih kertas yang
bentuknya aneka segitiga, ada yang sama kaki, sama sisi dan sembarang, asyik
pokoknya," katanya.